24 Februari 2008

Kreasi Pecahan Kaca Diminati Hingga Mancanegara

Siapa sangka, pecahan kaca bisa disulap menjadi beberapa jenis kerajinan eksklusif seperti asbak, meja hias, vas bunga bahkan minatur menara Pisa dan Petronas. Penasaran? Fisamawati

Tidak selamanya kerajinan kertas, kayu, bambu atau keramik menjadi monopoli demi perolehan keindahan dan kecantikan suatu ruangan. Kerajinan kaca pun ternyata bisa menambah keapikan bahkan kemewahan dekorasi sebuah ruang. Dengan berbagai cara, kaca bening dan warna, setelah diolah serta dipadukan menjadi sebuah seni kerajinan, dipastikan akan mampu melahirkan daya pikat tersendiri.

Ketika mendengar kata pecahan kaca, hal yang terlintas adalah membuang jauh-jauh benda tersebut karena ketajaman kaca bisa mengakibatkan luka. Tetapi, tidak di tangan kreatif Johan Prasetio, pecahan kaca mampu membawa rezeki tersendiri. “Saya berniat membuka usaha sendiri karena alasan sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah. Bahkan modal yang saya gunakan adalah sisa uang dari pendaftaran kerja di Semarang,” ungkap Sarjana Pendidikan ini.

Awalnya, Johan menekuni usaha dengan mendaur ulang limbah seperti kertas, karton dan daun kering untuk diolah menjadi souvenir, kartu undangan hingga pernak-pernik hiasan rumah tangga, furniture, frame foto dan sebagainya. “Sejak memulai usaha pada tahun 90-an, produk yang saya buat adalah undangan dan souvenir-souvenir berbahan limbah kertas dan sejenisnya. Dengan bahan tersebut maka modal yang diperlukan pun tidak terlalu besar,” Jo mengaku mengeluarkan modal awal sebesar Rp 70.000,-.

Namun, kreasi produk terus dikembangkan Jo-begitu ia disapa, dengan mengolah bahan limbah pecahan kaca. "Saya tertarik membuat kerajinan dari limbah kaca karena bahan baku kaca tidak ada masalah dan bahan selalu tersedia. Sedangkan harganya murah," ungkap Johan. Ia pun menambahkan, limbah kaca tersebut dibelinya dari sebuah perusahaan pembuat kaca di Tegal.

Jo menceritakan, proses pembuatan kerajinan pecahan kaca memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Pertama, harus dibuat kerangka utama sebagai acuan model item yang akan dibuat, lalu kaca dipotong dengan ukuran satu sentimeter. Sebelumnya kaca harus dibersihkan terlebih dahulu. Tahap selanjutnya, potongan-potongan kaca disusun mengikuti kerangka dengan bantuan lem perekat. “Untuk menghindari luka tangan akibat pinggiran potongan kaca maka item itu digerinda (diamplas,red),” imbuh suami Evi Nufiati ini.

Dalam produksi, Jo dibantu oleh beberapa masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggalnya. “Jadi selain gallery ini, ada tempat workshop yang dikhususkan untuk produksi berat seperti pemotongan kaca yang dilakukan masyarakat sekitar. Biasanya upah yang saya terapkan tergantung dari tingkat kesulitan produk tersebut. Semakin sulit maka semakin tinggi upahnya,” terangnya.

Lalu berapa harga yang ditawarkan untuk produknya? “Harganya sangat bervariasi, kisaran harganya dimulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah. Untuk asbak ukuran kecil dijual dengan harga Rp. 12.000,-, lampu seharga Rp. 250.000,- dan miniatur menara Pisa berbobot setengah kilogram dijual dengan harga Rp. 500.000,-.Bila dilihat dari modal untuk pembuatan memang tidak seberapa tapi di sini saya juga menjual nilai seni,” ucap pria kelahiran 28 Juni 1978 ini.

Kini Jo telah menghasilkan kurang lebih 200 item kerajinan pecahan kaca di bawah naungan lebel “Jo Art” dengan omset mencapai Rp. 40 juta per bulan. Bahkan ia memiliki ide untuk membuat miniatur tujuh keajaiban dunia dan sejumlah bangunan bersejarah di dunia dari limbah kaca. “Baru-baru ini saya telah membuat miniatur Twin Towers Malaysia (Menara Petronas, red) seharga tiga juta yang secara khusus dipesan untuk Malaysia,” ungkapnya.

Pembeli tak hanya sebatas konsumen dalam negeri saja, negara ASEAN pun melirik kerajinan pecahan kaca bernilai seni tinggi tersebut. “Umumnya mereka mengetahui produk-produk kami dari acara pameran yang kami ikuti. Kemudian mereka datang dan langsung memesan,” kata Jo ketika diwawancarai di gallerynya yang terletak di Jalan Setia Budi No. 11, Tegal.

Ia mengaku, produk-produk yang ada di gallerynya sifatnya limited edition yang sengaja didesain sendiri untuk memenuhi standar kepuasan pembeli. “Pesanan bentuk apa pun dapat dikerjakan asalkan ada contoh produk yang akan dibuat,” ujarnya. Selain itu, ia pun memberikan layanan garansi barang jika ada kerusakan pengiriman.

Kaca Grafir Samidi Diminati Pembeli Asing

MESKI letaknya di desa jauh dari kota, tempat usaha kaca grafir milik Samidi Budi R didatangi oleh banyak pembeli. Orang mengetahui tempat usaha perajin kaca itu dari mulut ke mulut. Sebagian yang lain memborong produknya setelah melihat-lihat kiosnya di kompleks Toko Gudang Rabat Alfa, Solo Baru.

Di bengkelnya Kampung Gondang RT 03/RW VI, Bakipandeyan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, bapak tiga anak itu memproduksi dan memasarkan sendiri kaca-kaca grafir dan kaca befel (kaca yang bagian pinggirnya dibentuk persegi sehingga tampak lebih tebal dari aslinya-Red).

Dari bahan baku kaca cermin ia bisa membuat meja rias serta kaca ayu atau kaca rias yang bentuknya mirip peninggalan bangsawan zaman dulu.

Selain itu, ia memproduksi kaca patri yang dibentuk menjadi aneka barang. Ada yang dibentuk lampu kamar model duduk, lampu teras model tempel, atau pintu dan jendela.

Dibandingkan dengan kaca grafir produk kaca patri belum begitu banyak. Peminat kaca patri adalah konsumen dalam negeri dan sebagian besar kalangan menengah ke atas.

Dengan hiasan kaca-kaca itu sebuah rumah tampak lebih gagah dan mewah. Namun karena harganya yang tinggi hiasan kaca seperti itu tak banyak dimiliki oleh keluarga biasa.

''Pembeli saya lebih banyak dari luar negeri,'' ujar lelaki yang akan memasuki usia 50 itu.

Sejak 1990 produknya telah sampai luar negeri. Kebanyakan pembelinya dari AS, Australia, dan Inggris. Di samping pelanggan tetap dalam jumlah besar, pembeli lainnya adalah buyers mebel yang datang ke Solo.

Sambil membeli mebel mereka mengisi sela-sela kontainer yang masih kosong untuk diselipi barang-barang dari kaca.

Meskipun hanya memanfaatkan ruang kecil di sela-sela tumpukan mebel, tak jarang nilai kaca grafirnya justru lebih tinggi. Maklum, barangnya tipis dan kecil sehingga tak begitu menyita ruangan.

Modal Rp 1,5 Juta

Usaha tersebut digeluti sejak 1988. Dia yang telah memiliki pengalaman selama lima tahun sebagai tukang grafir kaca coba-coba mendirikan usaha sendiri.

''Dengan modal hanya Rp 1,5 juta saya memberanikan diri memulai usaha,'' tuturnya.

Produknya yang pada awalnya hanya beberapa buah ditawarkan keliling daerah. Selama tujuh tahun keliling secara door to door ternyata produknya diminati.

Keuntungan yang lumayan membuat ia membangun tempat usahanya yang semula berupa gubuk semipermanen menjadi bangunan representatif. Meski hanya berukuran 9 x 41 m2, tempat usahanya sekarang menyerupai pabrik mini.

Di situlah dia memimpin usaha dengan 40 karyawan. Pekerjaan mulai pengadaan bahan baku, pengawasan produksi, hingga pemasaran ditangani sendiri dibantu istri dan anak-anaknya.

''Sekarang omzet saya belum begitu banyak. Sebulan baru sekitar Rp 100 juta,'' jelasnya.

Namanya kaca pasti mudah pecah. Karena itu, semua pekerjanya harus ekstrahati-hati. Kehati-hatian ditanamkan sejak dini sehingga tak pernah terjadi kaca pecah.

Dengan peralatan berupa gerinda yang digerakkan motor 1PK, tenaga-tenaga terampil itu tampak terlatih benar memegang kaca.

Kaca ukuran besar atau kecil digerak-gerakkan di atas gerinda yang berputar. Dalam waktu tak lama terbentuk menjadi kaca dengan hiasan bunga-bunga indah. Di bagian lain, tampak tangan-tangan terlatih mematri kaca warna-warni.

Perpaduan antara potongan kaca warna-warni menjelma menjadi kap-kap lampu indah. Ketika barang itu terkena sinar lampu dari bagian dalamnya, muncul kesan anggun, indah, dan memesona.

Barang-barang kaca grafir harganya Rp 300 ribu hingga jutaan rupiah. Sebuah kaca patri berukuran 48x120 cm harganya Rp 600 ribu. (Subakti A Sidik-53)

Hiasan Kaca Bernuansa Seni

JIKA Anda mengunjungi mal atau supermarket, akan terlihat pemandangan berbagai gambar dalam kaca. Pada perkembangannya, kini kaca tidak lagi hanya sebagai pelengkap jendela atau pintu.

''Kaca kini sedang ngetren sebagai aksesori ruangan. Tidak lagi sekadar ditempelkan pada jendela ataupun pintu. Akan tetapi, merupakan hiasan bernuansa seni yang tinggi,'' ucap Darul Hikmah, pemilik toko Jaya Kaca Kadilangu, Batang.

Dia yang menjual berbagai jenis kaca di Jalan Pemuda 115 Kauman itu menuturkan, sekarang kaca banyak digunakan dalam berbagai variasi.

''Sekarang ini ada hiasan dari kaca atau grafir dengan berbagai bentuk dan motif. Ada bunga, ada pula binatang. Warnanya berani dan indah. Di tempat kami banyak yang pesan.''

Sedia Kaligrafi

Ada juga, lanjut dia, anggota masyarakat yang memesan gambar pemandangan. Dia menyebutkan, di tokonya tak hanya menjual kaca tetapi juga berbagai hiasan, seperti kerudung lampu hias patri dengan kombinasi kaca warna-warni.

Selain itu, kaligrafi yang ditulis di kaca baik pesanan dalam warna-warni maupun grafir.

Atau bingkai foto dengan segala macam ukuran dan jenis kaca juga tersedia. Pembeli bisa memesan kaca hias baik untuk ruang keluarga maupun dipajang di kamar mandi.

''Bahkan, kaca hias dengan ukiran grafir sekarang ini lagi mode. Kalau biasanya kan dipasang di atas wastafel, kini sudah banyak yang pesan dipasang mandiri dengan multifungsi,'' ungkapnya. (Arif Suryoto-52j)

21 Februari 2008

Kaca Warna Semakin Memesona

SEKITAR lima belas tahun yang lalu muncul kembali kegemaran para pemilik rumah untuk menghiasi rumah mereka dengan kaca warna (kaca patri/lood glass). Walaupun sekarang mengalami penurunan penggemar, namun kita harus ingat bahwa dalam sejarahnya kaca warna ini selalu berulang-ulang digemari kembali. Kemungkinan besar di masa depan akan muncul demam kaca warna lagi.

Kemampuannya untuk membuat warna-warna menjadi lebih cemerlang barangkali membuat kaca warna ini digemari, dilupakan, dan digemari lagi. Sebenarnya kaca warna tidak dibatasi oleh suatu gaya arsitektur apa pun karena pola atau gambarnya selalu bisa mengadopsi gaya apa pun.

Apakah art-nouveau yang penuh dengan garis lengkung yang cocok untuk gaya rumah yang cenderung klasik, atau mengadopsi gaya art-deco untuk rumah dengan gaya yang sama. Atau bahkan gambar suatu panel kaca warna bisa menyimulasi gaya lukisan Piet Mondriaan, yang bermain dalam komposisi segi empat warna-warni, untuk rumah gaya minimalis yang sedang tren saat ini. Pada dasarnya, apa pun gaya rumah Anda, selalu bisa dihiasi dengan kaca warna. Jadi, sebenarnya penggunaan kaca warna tak perlu mengalami pasang surut.

Supaya keindahannya maksimal, sebaiknya panel kaca warna memperhitungkan faktor cahaya dalam penempatannya. Baik cahaya buatan maupun cahaya lampu listrik. Kaca warna yang tak pernah kena cahaya malah akan tampak suram. Karena itu, penempatannya sebagai bagian dari jendela yang menghadap luar tentu sangat dianjurkan.

Kaca warna bisa juga diaplikasikan pada rumah yang sudah dibangun, asal memerhatikan keharmonisan dengan elemen-elemen arsitekturnya.

Beberapa tips lain untuk yang berniat menggunakan kaca warna.

Rancanglah pola gambarnya dengan saksama. Biasanya pembuat kaca warna akan memberi beberapa contoh pola gambar dalam berbagai gaya yang bisa Anda pilih, tetapi sebaiknya memang Anda membuat rancangan Anda sendiri, meskipun dengan bantuan seorang seniman atau arsitek Anda. Maksudnya agar gambarnya bisa seperti yang benar-benar Anda inginkan atau bahkan bisa mengekspresikan siapa diri Anda sebagai pemilik rumah.

Bahan kepingan kaca berasal dari berbagai mutu dan harga. Anda tak perlu menyangkutpautkan harga dengan kualitas akhir rancangan sebuah panel kaca warna. Panel kaca dari bahan yang paling murah bisa memiliki keindahan yang tinggi asal dirancang dengan tepat. Sebaliknya dari bahan bahan yang mahal bisa berkesan norak kalau desainnya salah, meskipun bisa juga menjadi prima kalau rancangannya juga prima.

Jadi, kembali ke soal rancangan, kita bisa sekaligus "merancang biayanya" selain merancang gambarnya. Umpamanya dengan menggabungkan unsur-unsur yang murah dengan yang mahal.

Belakangan juga ditawarkan kaca warna dengan tiga lapis kaca yang dikeluarkan udaranya (divakum). Ini cukup baik karena membuka kemungkinan baru dalam rancangan seperti panel kaca yang lebih kokoh untuk keamanan dan juga memberikan kemungkinan rancangan panel yang lebih luas. Namun, Anda harus tetap memperhitungkan kebutuhan rancangan Anda yang sebenarnya, supaya Anda tidak menginvestasikan biaya yang sebenarnya tidak perlu.

Rancangan kaca tiga lapis dengan ruang hampa udara di antara lapisan kacanya dimaksudkan untuk menghindari pengembunan yang akan mengganggu keindahan kaca patri ini. Pengembunan ini hanya terjadi bila kaca patri tersebut memisahkan udara dingin dan udara panas. Seperti di antara ruang dalam yang ber-AC dan ruang luar yang temperaturnya jauh lebih tinggi. Atau sebaliknya, antara ruang luar yang sangat dingin dan ruang dalam yang hangat seperti yang terdapat di daerah yang punya musim dingin.

Nah, mau pasang kaca warna sekarang? Silakan rancang gambarnya dulu.

Saptono Istiawan IAI

Kemewahan Roxy Glass

Kaca. Benda ini biasanya dipakai untuk cermin dan menjadi bagian dari bangunan rumah. Umumnya, berwarna hitam atau putih dan tampil polos. Tapi, kini tidak lagi. Kaca pun 'bergaya'. Warnanya beraneka, penuh ukiran rumit, dan lebih sedap dipandang.

Lihat saja penampilan kaca-kaca Roxy Glass, sebuah perusahaan yang khusus memproduksi aneka kaca dekoratif. Motif kaca hias ini beragam seperti bentuk bunga-bunga, dedaunan, bahkan binatang. Warnanya pun tak kalah bervariasi. Ada yang bening saja, kuning, biru muda hingga warna-warni sesuai objek yang diukir.

Untuk kacanya, ada kaca patri atau mozaik yang dikenal sebagai stained glass. Biasanya, jenis kaca inilah yang lazim menghiasi bangunan-bangunan bersejarah dunia. Dengan ukiran indah, jendela rumah Anda pun akan tampil beda dan terkesan lebih mewah. Apalagi keindahan kaca hias ini tidak hanya dapat dinikmati dari luar, melainkan juga dari dalam.

Tetapi, tidak hanya membuat jendela lebih cantik, kaca mozaik juga dapat Anda gunakan sebagai daya tarik utama langit-langit rumah dalam bentuk kubah. Keindahannya akan memaksa tiap kepala menengadah dan berdecak kagum.

Anda juga dapat menggunakan kaca untuk partisi. Partisi kaca memungkinkan ruangan memiliki privasi tersendiri. Namun, tak membuat ruangan terkesan sempit. Ketebalan atau tekstur kaca silakan Anda pilih sesuai selera.

Sebagai penyambung mozaik tersedia tiga pilihan warna yang digunakan, yaitu tembaga, perak, atau hitam. Kaca ini disegel secara permanen dengan dua panel untuk keamanan ekstra. Selain itu kaca juga dapat meredam suara dan mudah dibersihkan.

Uniknya, kaca ini adalah kerajinan tangan yang tentunya membutuhkan ketelitian, keahlian, dedikasi, dan waktu. Bila Anda tertarik, Roxy Glass mematok harga per meter persegi berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta. Taklah berlebihan jika dikatakan warna-warni 'lukisan' pada kaca memberikan suasana sendiri. Kemewahan pun akan terpancar dari sebentuk kaca. c10

Pintu Berkaca
Dengan Roxy Glass, tidak hanya jendela, kubah, dan partisi saja yang tampak indah. Pintu rumah pun bisa berhias dengan kaca indah ini. Dengan elemen kaca berkombinasi bentuk dan warna, pintu yang terbuat dari kayu pilihan terlihat elegan

Untuk pintu, aneka gaya dekorasi kaca pun tersedia. Ada gaya Cheltenham Rose, Acacia Rose, Cadiz Rose, Lincoln, Tasman, dan Chester Sapphire. Setiap tipe mencuatkan ciri tersendiri seperti Acacia Rose yang menampilkan daya tarik mawar dengan warna merah dan salur-salur daunnya. Anda dapat memesan desain khusus sesuai dengan keinginan.

Selain pintu yang berhias kaca, Roxy Glass juga menyediakan pintu yang seluruhnya terbuat dari kaca. Biasanya digunakan sebagai shower door dengan desain art deco yang terkesan simpel, modern, namun tetap elegan.

Pintu kamar mandi yang terbuat dari kaca juga tampak indah dengan ketebalan mencapai satu sentimeter. Harga pintu shower ini bervariasi mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Harga tergantung banyaknya ornamen di pintu. Kaca ini tahan panas dan kedap suara. c10

Kaca Kuat
Melihat kaca boleh jadi rasa cemas bakal muncul. Mungkin saja Anda khawatir kaca itu mudah pecah. Namun, hal ini tak berlaku untuk kaca-kaca Roxy Glass.

18 Februari 2008

Kerajinan Ukir Kaca, Unik dan Menguntungkan

Surabaya – Keterampilan ukir kaca yang digeluti Andi Rifiansyah memang tergolong unik. Berkat kepiawaiannya dalam seni dan keterampilan ukir kaca, menjadi dia sebagai salah satu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang patut diperhitungkan.
Sejak setahun terakhir ini, Andi bersama istrinya memberanikan diri membuka usaha ukir kaca di rumahnya, Perumtas I Blok K-14/34 Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Berbekal keterampilan yang diperolehnya dari kursus di Malaysia, kualitas seni ukir kaca yang dimiliki Andi semakin matang.
“Seni ukir kaca ini menggunakan kaca antipanas atau pireks. Saat ini sudah banyak model yang telah kami buat, baik itu melayani pesanan pelanggan maupun kreasi sendiri,” kata Andi didampingi istrinya, Pujiastuti yang bertindak sebagai pimpinan dari Netha Art & Craft.
Sebenarnya keterampilan seni ukir kaca ini sudah dimiliki Andi sejak tahun ‘90-an. Saat itu ia bekerja di salah satu perusahaan kaca modifikasi di Sidoarjo. Berkat kinerjanya yang bagus, perusahaan tersebut mengirimkan Andi ke Malaysia untuk menempuh kursus ukir kaca selama tiga tahun.
Akhirnya pada tahun 2004 lalu, Andi berhasil lulus kursus dengan membawa sertifikat ahli di bidang ukir kaca. Sayangnya, saat itu perusahaan yang telah mengirimkan dirinya, justru mengalami masalah keuangan sehingga akhirnya ditutup.
“Saat itu saya sempat bingung karena tidak bisa bekerja lagi. Akhirnya kami berpikir untuk membuka galeri seni dan kerajinan sendiri untuk memproduksi dan memasarkan hasil keterampilan ukir kaca ini. Pada tahun 2005 lalu kami mendirikan Netha Art & Craft ini,” kata Pujiastuti.

Pesanan Mengalir
Saat itu, lanjutnya, dengan modal dari hasil sendiri dan pinjaman, mulailah usaha ini dirintis. Bahan-bahan kaca pireks batangan ia datangkan dari Bandung. “Kami mulai membuat berbagai suvenir kecil-kecil. Ternyata saat itu minat masyarakat sangat besar, sehingga kreasi kami laku cukup banyak,” ungkapnya.
Tidak lama kemudian, salah satu perusahaan dan konter alat-alat olahraga menghubungi Pujiastuti untuk memesan trofi yang terbuat dari kaca untuk kejuaran golf. Kontan saja pesanan tersebut ia terima meski harus terlebih dulu membuat berbagai contoh trofi.
“Ternyata dari contoh yang kami buat, mereka tertarik. Saat itu mereka langsung memesan puluhan set trofi (satu set terdiri dari tiga buah trofi) yang di atasnya terukir orang yang sedang memukul bola golf,” paparnya.
Laku dengan harga Rp 700.000 hingga Rp 1 juta untuk tiap set trofi, menjadikan Andi dan Pujiastuti merasa lega. Sebab uang hasil penjualan tersebut bisa digunakan untuk menambah modal. “Dari situ kami akhirnya berhasil mengembangkan usaha ini. Dan konter alat-alat olahraga tersebut sampai kini menjadi pelanggan tetap kami,” tuturnya.
Proses membuat ukiran kaca memang sangat unik. Produk kerajinan tangan yang berasal dari Australia ini memerlukan ketelitian, kesabaran, dan imajinasi yang tinggi. Berkat keahlian dan imajinasi yang tinggi, akan tercipta bentuk-bentuk ukiran kaca yang artistik.
Untuk menciptakan suatu bentuk ukiran, tidak bisa dilakukan melalui cetakan, tetapi langsung diukir dengan menggunakan tangan dan kaca dengan pembakaran pada suhu tinggi. Dengan mudahnya Andi melenggak-lenggokkan batangan kaca pijar itu membentuk suatu ukiran tertentu.
Berbagai produk yang telah diciptakan di antaranya adalah bentuk binatang, orang, dan tumbuhan. Berbagai bentuk kendaraan, seperti mobil, becak, gerobak, kapal laut, kereta api dan sebagainya serta berbagai bentuk trofi juga dibuatnya. Selain itu, berbagai bentuk ornamen sangat indah yang berukuran besar juga diciptakannya.

Sulit Mencari Pekerja
Uniknya seni keterampilan ukir kaca ini membuat Andi dan Pujiatuti merasa kesulitan mencari tambahan tenaga terampil. Akibatnya, banyak pesanan terpaksa mereka tolak karena sudah terlalu banyak pesanan (order) yang masuk.
“Selama ini hanya saya yang melakukan ukiran kayu ini, dan belum ada yang membantu. Kami sudah mencari teman-teman lama yang dulu sama-sama bekerja di perusahaan kaca, ternyata mereka tidak ada kabarnya lagi,” tandasnya.
Karena itu, baik Andi maupun Pujiastuti mulai berpikir akan melakukan training khusus pada kerabat dan sanak saudaranya untuk menekuni seni ukir kaca ini. Jika tidak ada regenerasi, dikhawatirkan seni ukir kaca ini nanti lambat laun akan mati.
“Semakin banyaknya ahli seni ukir kaca di sini, juga akan semakin meningkatkan omzet karena kami tidak akan menolak pesanan lagi,” tambah Pujiastuti yang mengaku pendapatan bersihnya dari penjualan berbagai produk ukir kaca ini rata-rata Rp 10 juta/bulan. n

Pesona Kaca Patri

Unik, antik, dan indah. Ketiga hal itulah tampaknya yang membuat banyak orang terpikat pada kaca patri. Tahukah Anda, kaca patri sudah digemari sejak dahulu kala. Jendela atau pintu bangunan-bangunan kuno kerap tampil berhiaskan kaca patri ini.

Walau sudah dikenal sejak lama, elemen interior yang kerap disebut kaca timah ini masih tetap digemari. Tampaknya, kaca patri pun mengalami siklus tren. ''Dalam empat tahun terakhir, permintaan kaca patri terus meningkat,'' ujar Riyan Sanif, pengusaha yang bergerak di bidang kaca patri.

Menurut Riyan, ada dua jenis kaca patri yang ditawarkan kepada konsumen, yakni kaca patri berbahan kuningan dan timah. Tentu keduanya memiliki perbedaan dari sisi kualitas dan harga. ''Kaca patri kuningan terkesan lebih ekslusif dan indah. Namun, harganya dua kali lipat lebih mahal dibanding kaca patri timah,'' imbuh pemilik CV Risan di Tangerang, Banten.

Ia mengungkapkan, banyak orang memilih kaca patri karena terkesan unik, antik, dan indah. Menurutnya, kaca patri lebih banyak digunakan pada bagian depan rumah, seperti pada kaca, jendela, dan bisa juga pada pintu. Malah, tutur dia, saat ini kaca patri pun banyak digunakan sebagai penyekat ruangan atau partisi.

Kaca patri atau kaca warna ini lebih menarik karena dihiasi berbagai macam motif, sesuai selera. Menurut Riyan, motif yang umumnya disukai adalah motif batik. ''Mungkin kesannya abstrak,'' imbuhnya. Meski begitu, ada pula yang suka dengan motif fauna atau flora. ''Konsumen juga bisa memesan sesuai dengan keinginannya.''

Salah seorang yang memilih menggunakan kaca patri di rumahnya adalah Prof Hadi Susilo Arifin. Ahli landskap IPB ini memasang kaca patri pada bagian atas dinding di lantai dua kediamannya. Motif yang dipilih adalah gambar burung. ''Kalau pagi hari, tembok dinding menjadi lebih berwarna-warni,'' tuturnya.

Memang, agar keindahan dari kaca patri bisa dinikmati, maka sebaiknya panel kaca patri ini memperhitungkan faktor cahaya dalam penempatannya, baik cahaya buatan maupun cahaya lampu listrik. Kaca patri yang tak kena cahaya justru bisa tampak lebih suram. Karena itu, penempatannya sebagai bagian dari jendela yang menghadap luar tentu sangat dianjurkan.

Riyan menambahkan, soal harga juga sangat tergantung dari kerumitan motif atau desain yang diinginkan konsumen. Untuk kaca patri berbahan kuningan, ia menawarkan harga sekitar Rp 1,9 juta sampai Rp 2 juta per meter persegi. Sedangkan, untuk kaca patri timah dipatok antara Rp 800 ribu sampai Rp 900 ribu per meter persegi.

Memilih kaca patri tentu harus tahu juga cara merawatnya. Bila dibiarkan, kaca patri bisa tampak kotor dan buram. Bila tak dirawat, alih-alih memancarkan keindahan, yang tampak justru rumah tampak suram. Untuk merawat kaca patri diperlukan beberapa alat seperti: kain bal/katun, lem silikon, kape (pencungkil), benda tajam seperti pisau atau cutter serta sabun colek, dan air bersih.

Cara membersihkannya adalah sebagai berikut: campur air bersih dengan sabun colek hingga berbusa, kemudian celupkan kain bal. Bersihkan/laburi kaca patri yang ingin dibersihkan dengan air sabun, gosok hingga berbusa, bilas sampai bersih, dan keringkan dengan menggunakan kain kering.

Biasanya, kaca patri juga sering dihinggapi noda-noda hitam pada bagian pinggir sela-sela kaca. Untuk membersihkannya, gunakanlah kape atau benda tajam sejenis. Saat membersihkannya, tentu Anda perlu hati-hati dan sabar. Sebab, bila Anda terlalu menekan permukaan kape yang tajam dengan keras, hal ini bisa menggores lapisan atas kaca patri. Kalau sudah begitu, kaca patri bisa rusak. Sayang sekali, bukan?