14 Februari 2008

Melukis Tidak Hanya di Atas Kanvas

Dalam sambutannya, Soekarwo mengatakan, lukisan selain bisa dijadikan suatu ekspresi jiwa juga bisa menjadikan industri. “Seperti halnya di Ubud Bali yang menyediakan lahan khusus bagi pelukis-pelukis dari seluruh penjuru negeri yang ingin mencari inspirasi. Di sana kesenian itu bisa dijadikan lahan industri yang menghasilkan keuntungan bagi pelukisnya dan daerahnya,” tuturnya.

Menurut Hadi Koco, melukis diatas kaca memang memerlukan ketlatenan dan teknik yang tinggi selain itu juga hasilnya akan terlihat lebih tajam dan jelas dari pada melukis di atas kanvas.

Dikatakan Hadi, melukis kaca akan sangat berbeda dengan melukis di atas kanvas, kalau melukis kaca dilakukannya secara terbalik dan mengerjakan obyek dahulu baru kemudian backgroundnya. Dengan media kaca ini membuat lukisan yang dihasilkan akan lebih tajam dan jelas.

Dalam pameran ini, Hadi Koco banyak menampilkan lukisan dengan pesona yang naturalis. “Dengan pameran ini dia berharap lukisan kaca akan dapat disejajarkan dengan lukisan kanvas dan masyarakat lebih menyukai lukisan ini,” harapnya.

Sedangkan lukisan Andi Prayitno lebih banyak menggambarkan alam dan realitas sosial, “Dari alam saya banyak belajar dan merenung serta bisa menciptakan imajinasi,” katanya.

Disamping itu, Seorang kurator Supar Pakis mengatakan, dalam karya yang dipamerkan kedua pelukis itu ingin menunjukkan keunikan yang dimiliki dan menjadikan lukisan kaca sebagai suatu indentitas. Dengan identitas itu diharapkan dapat memberikan dorongan motivasi eksplorasi baik media maupun bahasa rupa.

Lukisan kaca ini pada awalnya banyak berkembang di Indonesia terutama Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lukisan kaca dapat menjadi daya hias atau pesona di setiap interior bangunan dan dijadikan semacam status sosial tertentu. Seiring dengan perkembangan seni rupa di Indonesia, lukisan kaca tidak lagi sebagai seni terapan tapi juga sudah mengarah pada seni murni. *(cr1)

Tidak ada komentar: