10 Februari 2008

Melukis Botol Jadi Pajangan

Jakarta – Jemu dengan keseharian yang itu-itu saja? Ini ada satu kegiatan pengisi waktu luang yang kreatif dan unik, yakni melukis kaca. Siapa tahu ini bakal menjadi hobi yang mendatangkan kesenangan sekaligus untung. Ia hanya memerlukan sedikit kelihaian bermain kuas. Tidak lihai pun tak soal.

Melukis kaca atau sering juga disebut melukis gelas adalah gaya melukis dengan memakai media yang terbuat dari kaca. Media tersebut karena terbuat dari kaca maka permukaannya licin. Di sinilah persoalannya karena tidak semua cat bisa menempel sempurna di media tersebut. Jika terkena air atau termakan usia, warnanya terkelupas atau pudar.

Memang contoh lukisan kaca Cirebon bisa menjadi contoh kasus. Ia hanya memakai cat ”biasa” yang mudah dibeli di toko bangunan, toh hasilnya memuaskan dan bahkan menjadi seni lukis tradisional yang kondang. Bahasan ini tak berbicara ke sana yang menuntut olahrasa dalam berkesenian, tapi hanya bagaimana melukis memakai media kaca itu sebagai hobi yang atraktif.

Sejak kapan kegemaran ini dimulai, menurut Irma Ridwan, salah seorang pehobi glass painting, tak ada data pustaka yang menyebutkan kepastiannya. Boleh jadi sudah ada sejak berabad-abad sejak kaca diciptakan manusia. Namun data artefak yang benar-benar bisa memberi bukti otentik akan kegiatan tersebut, belum jelas.

Namun ia menduga, melukis kaca sebagai sebuah hobi lahir karena keinginan orang untuk memanfaatkan sesuatu menjadi indah dan dekoratif. Makanya setelah Perang Dunia Kedua, kegemaran ini mulai mencuat di Barat, terutama digemari oleh kaum ibu yang ditinggal pergi suami berperang. Mereka melukis toples, botol, cermin, atau gelas dengan cat seadanya. Hasil karya mereka dipajang di ruang tamu atau sebagai hadiah jika suaminya telah kembali.

Cat Khusus
Kala itu karena cat yang dipakai bukan untuk melukis di media kaca maka mutu warna dan daya lekatnya tak tahan lama. Kini dengan kemajuan teknologi, menurut Irma, di pasaran telah tersedia cat khusus yang cepat kering. Warnanya nyaris tak berubah dan memiliki daya lekat yang hebat sekali. ”Cat tersebut tahan air dan kalau dikeletek pakai kuku maka kuku kita yang rusak,” sambung Irma.

Banyak pabrik cat moderen memproduksi cat khusus ini, hanya untuk melayani pehobi glass painting. Di Amerika dan sebagian Eropa, juga Jepang, glass painting telah menjadi hobi yang banyak peminatnya. Pabrik-pabrik cat di sana lalu memakai kesempatan ini untuk melebarkan pasar yang spesifik itu. ”Hobi di negara maju dilihat sebagai industri dan menjadi komoditas yang menguntungkan.”

Kolektor berbagai buku hobi sejagad ini enggan menyebut nama merek cat-cat tersebut, namun yang jelas cat itu sangat bermutu. Untuk mendapatkannya, dia selalu mendapatkannya dari luar negeri, lewat teman atau membeli sendiri. Di Indonesia, menurutnya, dia belum melihat ada yang menjual jenis cat tersebut. Hobi ini memang menyedot dana yang lumayan besar. Untuk satu set perlengkapan, termasuk cat dan kuas, bisa menghabiskan jutaan rupiah. ”Inilah yang membuat orang agak malas menekuni glass painting. Sebagai hobi yang serius, melukis kaca masih sedikit di sini,” ujarnya.

Tapi ada yang cukup menarik, hobi ini ketika krisis moneter melanda, sempat jadi salah satu primadona handy craft. Pelakunya yang bisa dihitung dengan jari itu, menikmati betul momen tersebut. Yang paling mendapat berkah adalah Lia, pehobi glass painting lainnya. Hampir tiap ada pameran handi craft, ia selalu ikut. Lia rajin berpartisipasi karena sebagai ”barang baru” ketika itu buah karyanya dicari orang.

Botol Parfum
Memang lucu dan gemas jika botol antik buatan zaman Belanda dilukis dengan motif bunga atau kincir angin. Atau gelas ”opa-opa” yang besar itu digambari kelinci dan satwa lainnya. ”Pernah gelas kesayangan seorang kakek dibanting cucunya, mungkin karena cucunya penasaran dengan lukisan itu,” ungkap Lia mengisahkan pengalamannya.

Lia mengaku kini dia sudah jarang ikut pameran lagi. Sekali waktu jika ada permintaan dari teman dekat untuk diminta melukis botol minyak wangi, barulah dia melukis. Itu pun kalau dia memiliki waktu karena kini dia lebih konsentrasi mencari nafkah lewat ”hobi” lain yakni membuat kue, yang menurutnya kini sedang kebanjiran order. Tapi bukan berarti glass painting ditinggalkannya.

”Hobi ini belum bisa dipakai sebagai penopang hidup. Harga jualnya tinggi karena bahan bakunya cukup mahal. Pasar ada, tapi kecil,” tutur Lia beralasan mengapa tak lagi serius menekuni glass painting. Sebagai sebuah hobi, melukis kaca, sebetulnya menyenangkan dan membuat seseorang kreatif. Tiap gelas yang dilukis selalu diusahakannya mempunyai motif lain. Teknik yang dipakai umumnya melukis langsung pada bidangnya, tanpa membuat pola dulu. ”Mereka yang nggak terbiasa melukis di bidang cembung memang agak kaku,” kata Lia.

Media yang paling disukai orang untuk dijadikan objek lukisan adalah botol bekas minyak wangi. Apalagi jika dari merek terkenal dan memiliki bentuk yang aneh dan unik. Bekas botol parfum itu setelah dipoles oleh tangan-tangan terampil, tampak lebih cantik dan bernilai. Urutan kedua, toples, botol, vas bunga, dan gelas. Rumah semakin ”bernyawa” jika salah sudutnya dihiasi glass painting. Atau sebagai hadiah istimewa untuk teman yang spesial, boleh juga..

Melukis di atas kaca, menurut Lia tak memerlukan keahlian seni yang tinggi. Ia bisa dipelajari oleh siapa saja, baik laki-laki dan perempuan, bahkan anak-anak sekalipun.
Tak pandai melukis jangan jadi halangan, sebab jenis cat dan teknik melukis kaca sudah berkembang pesat. Kini ada berbagai jenis cat yang disesuaikan untuk kegunaan apa dan siapa yang melakukannya.

Cara Berlatih
Jika Irma dan Lia melakukannya sebagai hobi yang serius dan boleh dibilang sebagai pehobi advance, maka untuk pemula dan anak-anak tersedia di toko khusus, produk yang ”all you can do.” Jenis cat dan teknik mengayun kuas tak dibutuhkan di sini. Pemakai tinggal memencet tube dan mengikuti garis pola. Polanya pun tersedia seribu satu macam. Ada model binatang, aneka flora dan tokoh-tokoh kartun. Teknik ini lebih mudah karena dilakukan pada bidang datar (lembar plastik).

Pola tersebut diletakkan di lembaran plastik. Tube dipencet sampai cat keluar sebagai out liner, mengikuti pola. Bagian dalam diberi cat transparan berwarna. Dalam selembar plastik itu bisa dibuat lebih dari satu pola. Setelah itu lukisan di atas plastik itu dimasukkan kulkas. Sesudah dingin, cat di plastik tadi jadi mudah lepas dan bisa ditempel ke permukaan gelas, botol, toples, atau benda yang kita sukai.

Teknik ini memiliki bentuk gambar yang baik karena memakai pola. Tapi ia mudah mengelupas jika tercuci. Makanya tak dianjurkan untuk mencuci barang yang dilukis dengan cara ini. Bila kotor cukup dibersihkan dengan lap kering. Jika sudah bosan, mudah dihapus. Produk jenis ini, menurut Irma, sudah dijual di Jakarta (Toy R Us). Tapi karena masih produk impor, hanya terjangkau pehobi berduit.
(SH/gatot irawan)

Tidak ada komentar: