13 Februari 2008

Menikmati Anoman Milik Maestro Rastika & Sugro

SEJAK tahun 1930-an, nama Cirebon sudah dikenal sebagai daerah penghasil lukisan kaca. Masuknya pengaruh lukisan kaca ke Cirebon, sebagaimana dikatakan perupa Haryadi Suadi dalam sebuah esainya, ada kemungkinan dipengaruhi kesenian Cina yang masuk ke daerah tersebut sejak abad ke 19 atau jauh sebelumnya sejak abad ke 16.
Salah satu lukisan kaca karya pelukis Rastika, "Jaya Perbangsa", 70 cm x 105 cm.*ISTIMEWA


Tentang lukisan kaca itu, dua maestro pelukis kaca dari Cirebon, Rastika dan Sugro, mulai 29 Juli-16 September 2006 memamerkan sejumlah karya-karyanya di Galeri Adira, Jln. Kiaracondong, Bandung. Pameran yang dibuka H. Ajip Rosidi tersebut, tidak hanya menampilkan objek wayang dan kaligrafi yang dibentuk dalam figur Semar dan Anoman (wayang), kabah dan buroq, namun juga juga objek-objek lainnya, baik naga, maupun pemandangan alam.

Tampilnya dua maestro pelukis kaca dari Cirebon itu, kata penyelenggara pameran Abun Adira dalam percakapannya dengan "PR" di sela-sela acara tersebut, Sabtu (29/7), adalah sebuah upaya untuk memperkenalkan kembali kekayaan seni rupa tradisional ke khalayak luas di abad ke 21.

"Lukisan kaca Cirebon, memberikan daya pesona kepada kita. Pesona itu bukan hanya terletak pada cara pewarnaan dan pelukisan objeknya, tetapi juga pada objek-objek lukisannya yang syarat dengan renungan religius. Dalam objek lukisannya yang demikian itu, sering kita temukan paduan ragam hias yang unik wujud visualnya. Nilai-nilai Islam cukup kuat di dalamnya," ujar Abun.

**

APA yang dikatakan Abun serta Haryadi Suadi, memang tidak salah. Renungan-renungan religius tersebut antara lain muncul dalam bentuk kaligrafi dengan kutipan ayat-ayat Alquran. Ayat-ayat yang sering dikutip antara lain bismillah, syahadat, Alfatihah, serta beberapa ayat lainnya, termasuk ayat kursi. Di antara kutipan ayat-ayat itu selalu disisipkan berbagai ragam hias yang mencitrakan tumbuhan atau awan atau matahari dengan warna-warna terang.

Dalam esainya, Haryadi Suadi menulis, berita paling tua munculnya lukisan atau gambar kaca di Indonesia mengemuka pada abad ke-19. Lukisan tersebut, berada di sebuah kapal dagang dari negeri Belanda yang tengah mengangkut lukisan kaca ke Batavia. Selain itu, juga di sebuah pasar malam di Surabaya tahun 1908. Karya-karya yang dipamerkan di pasar malam itu, adalah karya perupa tradisional Jawa.

"Pameran digelar atas inisiatif seorang Belanda. Mungkin sejak itu, para penggambar pribumi mulai mengenal teknik melukis di atas kaca. Dalam waktu singkat, popularitasnya beredar luas ke Jawa, Madura, Bali, Sumatra Utara, dan Maluku," katanya. Cuplikan esai tersebut, juga ditulis Haryadi dalam pengantar pameran lukisan kaca dua maestro dari Cirebon tersebut. (Soni F.M/"PR")***

Tidak ada komentar: